
Sawocangkring. Pada hari Senin, (16/06) seluruh kader Desa Sawocangkring berkumpul dalam kegiatan penting bertema Rembuk Stunting yang dilaksanakan di Balai Desa Sawocangkring, Kecamatan Wonoayu. Acara ini merupakan bagian dari upaya serius desa dalam mencegah dan menangani masalah stunting di wilayahnya, sekaligus menjadi ajang sinergi antar elemen masyarakat dalam mendukung program kesehatan anak secara terpadu.
Rembuk Stunting ini menghadirkan narasumber yang kompeten di bidangnya. Hadir sebagai pembicara utama adalah Ibu Tri Agustin, Bidan Desa Sawocangkring, yang menyampaikan pentingnya 1.000 hari pertama kehidupan dalam membentuk generasi sehat dan bebas stunting. Selain itu, Bapak Anwar selaku Camat Wonoayu turut memberikan sambutan dan arahan terkait peran aktif pemerintah kecamatan dalam mendukung gerakan pencegahan stunting di desa-desa. Tidak ketinggalan, Ibu Rina Hardiyanti sebagai Pendamping Desa dan Bapak Aliman Kusnu selaku Pendamping Lokal Desa memberikan pandangan teknis serta strategi intervensi langsung kepada masyarakat.
Acara ini dihadiri oleh seluruh kader desa yang selama ini menjadi garda terdepan dalam edukasi dan pendampingan masyarakat, khususnya ibu hamil dan balita. Kegiatan ini juga melibatkan para tenaga pendidik dari PAUD dan TK di Desa Sawocangkring. Kehadiran mereka menunjukkan bahwa upaya pencegahan stunting tidak hanya menjadi tanggung jawab petugas kesehatan, tetapi juga pendidikan usia dini yang memiliki peran strategis dalam membentuk pola makan dan kebiasaan sehat anak sejak dini.
Dalam suasana penuh semangat, seluruh peserta rembuk menunjukkan komitmen bersama dengan simbol gerakan tangan "Love" sebagai bentuk kepedulian terhadap tumbuh kembang anak-anak desa. Suasana keakraban, kebersamaan, dan tekad kuat sangat terasa dalam kegiatan ini. Diskusi yang berlangsung hangat membahas berbagai permasalahan stunting di tingkat desa, mulai dari pemahaman masyarakat yang masih minim, hingga peran keluarga dalam pemenuhan gizi anak.
Selain pemaparan materi, kegiatan ini juga menjadi sarana menyusun rencana tindak lanjut yang melibatkan berbagai pihak, termasuk posyandu, tenaga pendidik, dan masyarakat luas. Hasil dari rembuk ini akan menjadi dasar dalam merancang program kerja tahunan desa dalam hal pencegahan stunting, baik dari sisi edukasi, pemberdayaan keluarga, maupun intervensi gizi secara langsung.
Dengan terlaksananya kegiatan ini, Desa Sawocangkring menegaskan komitmennya untuk terus bergerak aktif menciptakan generasi sehat, cerdas, dan berkualitas. Rembuk stunting bukan sekadar forum diskusi, melainkan langkah nyata menuju desa bebas stunting tahun 2025. (mbz,sat)
.jpeg)

